Suksesi mangrove di kawasan restorasi Taman Nasional Sembilang Sumatera Selatan
DOI:
https://doi.org/10.24233/sribios.1.1.2020.167Kata Kunci:
kolam, mangrove, restorasi, TNS, suksesiAbstrak
Kondisi mangrove di kawasan restorasi Taman Nasional Sembilang (TNS) Sumatera Selatan mengalami tekanan dan kerusakan dari tahun ke tahun. Penyebab utama rusaknya mangrove di TNS adalah budidaya atau pembuatan kolam ikan khususnya di Semenanjung Banyuasin Sumatera Selatan. Aktivitas tambak-tambak tersebut telah mengakibatkan degradasi mangrove, terutama di jalur hijau. Rusaknya kawasan mangrove menyebabkan penurunan kualitas dan luasan kawasan mangrove yang mengakibatkan kerusakan berbagai fungsi penting. Kerusakan mangrove terjadi baik di tingkat regional, nasional bahkan hingga tingkat global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses revegetasi alami mangrove pada bekas tambak. Komposisi jenis vegetasi yang tumbuh di areal bekas tambak di kawasan restorasi TNS Sumatera Selatan terdiri dari empat jenis yaitu Avicennia marina (Forssk.) Vierh., Avicennia alba Blume, Rhizophora mucronata Lam., dan Portulaca villosa. Jenis revegetasi mangrove bekas tambak yang paling dominan di TNS adalah A. marina.
Unduhan PDF Tahun Terakhir
Referensi
Analuddin K, Jamili, Raya R, Septiana A, Rahim S. 2013. The Spatial Trends in the Structural Characteristics of Mangrove Forest at the Rawa Aopa Watumohai National Park, Southeast Sulawesi, Indonesia. Int Res J Plant Sci 4(8): 214-221.
Bosire, JO, Dahdouh-Guebas F, Walton M, Crona BI, Lewis III RR, Field C, Kairo JG, Koedam N. 2008. Functionality of Restored Mangroves: A review. Aquatic Botany 88: 251-259. DOI: 10.1016/j.aquabot.2008.03.010.
Duke NC, Meynecke JO, Dittmann S, Ellison AM, Anger K, Berger U, Cannicci S, Diele K, Ewel KC, Field CD, Koedam N, Lee SY, Marchand C, Nordhaus L, Dahdouh-Guebas F. 2007. A World Without Mangroves? Science 317: 41-42.
Ebigwai JK, Akomaye F. 2014. Species Diversity and Regeneration Potensial of Some Mixed Mangrove Forests in Escravos Communities Delta State Nigeria. Research Journal of Forestry 1-14. ISSN: 1819-3439. DOI: 10.3923/rjf.2014.
English S, Wilkinson C, Baker V. 1997. Survey manual for tropical marine resources. Australian Institute of Marine Science. Australia.
FAO (Food and Agriculture Organization). 2007. The World’s Mangroves 1950-2005. FAO Forestry Papers 153. ix+89 pp.
Ghosh D. 2011. Mangroves: The Most Fragile Forest Ecosystem. Resonance: 47-60.
Goudkamp K, June CA. 2006. ‘Mangroves and Saltmarshes’ in Chin. A, (ed) The State of the Great Barrier Reef On-line, Great Barrier Reef Marine Park Authority, Townsville. Viewed on (enter date viewed), http://www.gbrmpa.gov.au/publications/sort/mangroves_saltmarshes.
Halidah, Kama H. 2013. Distribution pattern and density Avicennia marina (Forsk) Vierh and Sonneratia alba Smith on sand substrate. Forest Rehabilitation Journal 1: 51-58. [Indonesia].
ITTO. 2012. A newsletter from the International Tropical Timber Organization to promote the conservation and sustainable development of tropical forests. Tropical Forest Update 21(2): 1-23.
Kitamura S, Anwar C, Chaniago A, Baba S. 1997. Handbook of Mangroves in Indonesia-Bali & Lombok- Ministry of Forestry INDONESIA, Japan International Cooperation Agency (JICA), The International Society for Mangrove Ecosystems (ISME).
Krauss KW, Lovelock CE, McKee KL, Lo´pez-Hoffman L, Ewe SML, Sousa WP. 2008. Environmental drivers in mangrove establishment and early development: A review. Aquatic Botany 89: 105–127.
Mueller-Dumbois D, Ellenberg H. 1974. Aims and methods of vegetation ecology-The count-plot method and plotless sampling techniques. John Wiley. London.
Munandar, Sarno, Suwignyo RA, Okimoto Y, Nose A. 2014. Growth evaluation of rehabilitated mangroves in Indonesia with special emphasis on relationship with soil and hydrological conditions. Journal of Agricultural Economics, Extention and Rural Development 1(8): 128-137. ISSN-2360-798x.
Samson MS, Rollon RN. 2011. Mangrove Revegetation Potensials of Brackish-Water Pond Areas in the Philippnines, Aquaculture and the Environment – A Shared Destiny, Dr. Barbara Sladonja (Ed.), ISBN: 978-953-307-749-9, In Tech, Available from: http://www.intechopen.com/books/aquaculture-and-the-environment-a-shared-destiny/mangrove-revegetation-potensials-of-brackish-water-pond-areas-in-the-philippines.
Sarno, Suwignyo RA, Ulqodry TZ, Munandar, E. S. Halimi ES, Miyakawa H, Tatang. 2011. Mangrove degradation and growth in former pond in Solok Buntu Sembilang National Park South Sumatra. Prosiding Semirata Bidang Ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2011 ISBN: 978-979-8389-18-4. [Indonesia].
Sarno, Aminasih N, Harmida. 2015a. Flowering Phenology of Rhizophora apiculata in the Former Ponds Sembilang National Park South Sumatra. Proceeding of The 5th Annual Basic Science International Conference, February 11-12, 2015, Malang, Indonesia. Advancing to the Frontier of Innovation in Science, 5: 93-95. ISSN: 2338-0128.
Sarno, Suwignyo RA, Dahlan Z, Munandar, Ridho MR. 2015b. Primary Mangrove Forest Structure and Biodiversity. International Journal of Agriculture System (IJAS) 3(2): 135-141. ISSN: 2337-9782.
Suwignyo RA, Ulqodry TZ, Sarno, Miyakawa H, Tatang. 2012. Mangrove plant condition in the greenbelt area of Banyuasin Peninsula, Sembilang National Park, South Sumatra, Indonesia and its restoration plant. CMU. J. Nat. Sci. Special issue on Agricultural & Natural Resorces 11(1): 123-134.
Tomlinson PB. 1986. The Botany of Mangrove. Cambridge University Press, Cambridge.
Ulqodry TZ, Fauziyah, Agustriyani F. 2010. Mangrove of Sembilang National Park, South Sumatra, Indonesia. Paper presented at International Symposium on the Biodiversity Associated with Mangrove Ecosystems in Southeast Asia. 17-19 May 2010. Ha Noi, Viet Nam.
Unduhan PDF: 316
Diterbitkan
Cara Mengutip
Tulis nama ilmiah dengan huruf Italic:
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2020 Sarno, Harmida, Nita Aminasih, Hanifa Marisa
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan di jurnal ini menyetujui persyaratan lisensi hak cipta berikut:
a. Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas penulis dan publikasi awal karya dalam jurnal ini.
b. Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mengunggahnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mengunggah karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Tinjau Pengaruh Akses Terbuka).
d. Penulis memegang hak cipta dan mempertahankan hak penerbitan artikel tanpa batasan.