Keragaman tumbuhan obat masyarakat Suku Kayuagung di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir
DOI:
https://doi.org/10.24233/sribios.3.2.2022.365Kata Kunci:
tumbuhan obat , Suku Kayuagung , Desa Pematang PanggangAbstrak
Masyarakat suku Kayuagung di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir masih memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang diwariskan secara turun-temurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, mengetahui habitus, organ tumbuhan, dan sumber perolehan tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, mengetahui cara pengolahan dan cara penggunaan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat suku Kayuagung di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2020. Pengambilan sampel dan data tumbuhan telah dilakukan di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dan observasi lapangan yang dilakukan dengan mewawancarai pengobat tradisional (Battra) yang berjumlah 4 orang dan 1 orang masyarakat umum. Hasil penelitian didapatkan 94 jenis tumbuhan dari 48 famili. Famili yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah Euphorbiaceae sebanyak 8 jenis tumbuhan (8,7%). Habitus tumbuhan obat yang banyak digunakan berupa herba (38,3%), organ tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah daun (61,8%), dengan sumber perolehan paling banyak berupa budidaya atau ditanam (61,7%). Pengolahan tumbuhan obat paling banyak dengan cara direbus (54,2%), dan cara penggunaan tumbuhan obat paling banyak digunakan adalah diminum (65%).
Unduhan PDF Tahun Terakhir
Referensi
Suhada, A. K., Idham, M., dan Sofwan, M. A. 2017. Studi Etnobotani Masyarakat Desa Raut Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan Lestari. 5(2): 183-190.
Marpaung, D. R. A. K. 2018. Tumbuhan Obat dan Kearifan Lokal Masyarakat di Sekitar Kawasan TNBG, Desa Sibanggor Julu, Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal Biosains. 4(2): 85-91.
Sada, J. T., dan Rosye, H. R. T. 2010. Keragaman Tumbuhan Obat Tradisional di Kampung Nansfori Supiori Papua. Jurnal Biologi Papua 2(2): 39-46
Megawati., Syariful, A., dan Ramadhanil, P. 2016. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Kaili Ija di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Biocelebes. 10(1): 76-90.
Rusmina, H. Z., Miswan., dan Ramadanil, P. 2015. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Mandar di Desa Sarude Sarjo Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat. Biocelebes. 9(1): 73-87
Romanaputra, A. 2017. Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Desa Cibuntu, Kecamatan Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Yulia, C., Fahri., dan Ramadanil. 2017. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Suku “Topo Uma” di Desa Oo Parese Kecamatan Kulawi Selatan , Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Biocelebes. 12(2): 1-22
Atok, A. R., Agus, H., dan Evrizal, A. M. Z. 2010. Etnobotani Masyarakat Suku Bunaq (Studi Provinsi Nusa Tenggara Timur). Media Konservasi. 15(1): 36-42.Kasus di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur). Media Konservasi. 15(1): 36-42.
Purwitasari, H., Yuliet., dan Ihwan. 2017. Efek Antipiretik Kombinasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) dan Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.) Pers Terhadap Marmut (Cavia porcellus) Dengan demam yang di Induksi Pepton.
Meisia, L., Rafdinal dan Siti I. 2020. Pemannfaatan TumbuhanObat Oleh Suku Melayu di desa SungaiDaun Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Protobion 9(1):7-16 .
Sulastri, D.,Emi R dan Yeni M. 2019. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat di Sekitar Hutan Adat Tawang Panyai di Desa Tapang Semadak Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten. Jurnal Hutan Lestari. 7(1): 597-616
Marlina, E. 2007. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Batang Spatholobus ferrugineus (Zool. & Moritzi) Benth yang Berfungsi Sebagai Antioksidan. Jurnal Penelitian MIPA. 1(1): 23-29.
Wulandari., Fitmawati., dan Nery, S. 2014. Eksplorasi Pengetahuan Tumbuhan Obat Etnis Sakai di Desa Petani, Duri-Riau. JOM FMIPA. 1(2): 1-9.
Nasution, A. M., Kamaludin, M.T., dan Theodorus. 2017. Efek Inflamasi Ekstrak Air Daun Mali-Mali (Leea indica) Terhadap Jumlah Leukosit pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Majalah Kedokteran Sriwijaya. 3(1): 110-117.
Nurhaida., Fadillah, H. U., dan Gusti, E. T. 2015. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Dusun Kelampuk Kecamatan Tanah Pinoh Barat Kabupaten Melawi. Jurnal Hutan Lestari. 3(4): 526-537
Mastura., Tonel, B., Lamek, M., dan Partomuan, S. 2017. Senyawa Fenolik dari Daun Halaban (Vitex pinnata Linn) Sebagai Antioksidan. Prosiding Seminar Nasional Kimia. Universitas Samudera Aceh. 133-136.
Andari, D., Riza, L., dan Rafdinal. 2020. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Dayak Kendawangan di Desa Rangkung Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang. Protobiont. 9(1): 78-86.
Unduhan PDF: 269
Diterbitkan
Cara Mengutip
Tulis nama ilmiah dengan huruf Italic:
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2022 Tika Maidela Venia, Harmida Harmida, Singgih Tri Wardana
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan di jurnal ini menyetujui persyaratan lisensi hak cipta berikut:
a. Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas penulis dan publikasi awal karya dalam jurnal ini.
b. Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mengunggahnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mengunggah karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Tinjau Pengaruh Akses Terbuka).
d. Penulis memegang hak cipta dan mempertahankan hak penerbitan artikel tanpa batasan.